Pangkep, Sulawesi Selatan – Di tengah birunya perairan Kepulauan Spermode, tersembunyi sebuah permata kecil bernama Pulau Bontosua. Dengan luas sekitar 5-6 hektar, pulau berpenghuni ini telah lama menjadi saksi bisu perjuangan masyarakatnya, khususnya dalam sektor pendidikan. Meskipun sejak tahun 2017 pulau ini telah mendapat sentuhan pembangunan melalui program restorasi terumbu karang hasil kolaborasi pemerintah desa, Pemkab Pangkep, dan perusahaan swasta, satu harapan besar masih terus menggantung: peningkatan kualitas pendidikan.
Pulau Bontosua saat ini hanya memiliki fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar Negeri 34 Pulau Bontosua. Kondisi ini menjadi dilema bagi generasi muda di sana. Banyak dari mereka terpaksa putus sekolah atau enggan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena harus meninggalkan keluarga dan kampung halaman di usia dini. Upaya pembangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) pun terkendala ketiadaan lahan yang memadai.
Misi Mulia Para peserta soulunteer, secara harapan kini datang dari komunitas solunteer yang mengusung kegiatan projekc sosial di bidang edukasi pendidikan. Kehadiran soulunteer di Pulau Bontosua disambut hangat oleh masyarakat, terutama para pemuda karang taruna yang selama ini mendambakan perubahan. Fokus utama kegiatan para peserta soulunteer adalah memberikan edukasi yang inspiratif, mengajak anak-anak dan remaja bermain edukatif, serta menyalurkan bantuan yang mendukung proses belajar mengajar.
Melalui pendekatan yang menyenangkan dan interaktif, para peserta soulunteer berupaya menanamkan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi masa depan generasi muda Pulau Bontosua. Mereka berharap, edukasi ini tidak hanya menjadi bekal ilmu pengetahuan, tetapi juga membangkitkan semangat juang anak-anak untuk meraih cita-cita setinggi-tingginya, meski dengan segala keterbatasan yang ada.
Suara Harapan untuk Pemangku Kebijakan
Lebih dari sekadar kegiatan project sosial, kunjungan para peserta ini juga memiliki misi strategis untuk publikasi. Mereka berharap, setiap cerita dan foto yang diunggah melalui media sosial dapat menjangkau telinga para pemangku kebijakan, baik di tingkat daerah maupun nasional. Dengan demikian, permasalahan pendidikan di Pulau Bontosua dapat menjadi perhatian serius pemerintah, yang pada akhirnya akan menghadirkan solusi konkret bagi pembangunan sekolah menengah yang layak dan fasilitas pendidikan yang lebih memadai.
Para pemuda Pulau Bontosua sangat berharap, kehadiran para peserta solunteer ini menjadi jembatan untuk menyuarakan aspirasi mereka, memastikan bahwa setiap anak di pulau kecil ini memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan setara.