Anatomikata.co.id,Makassar-Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Badan Koordinasi (Badko) Sulawesi Selatan menyampaikan keprihatinan mendalam atas insiden tragis yang menewaskan seorang pekerja dalam proyek pembangunan Bendungan Jenelata, Kabupaten Gowa. Pekerja tersebut dilaporkan meninggal dunia setelah terlindas alat berat di lokasi proyek yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Menanggapi peristiwa tersebut, Ketua Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan, dan Kepemudaan HMI Badko Sulsel, Muhammad Rafly Tanda, menegaskan bahwa insiden ini mengindikasikan lemahnya penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) oleh pihak pelaksana proyek.
“Tragedi ini adalah bukti nyata bahwa pelaksanaan K3 di proyek ini sangat lemah. Padahal, K3 adalah hal paling mendasar dalam setiap pekerjaan konstruksi. Kami menuntut agar ada evaluasi menyeluruh terhadap manajemen keselamatan kerja dan investigasi atas insiden ini,” tegas Rafly.
Lebih lanjut, HMI Badko Sulsel mendesak Komisi D DPRD Provinsi Sulawesi Selatan untuk segera menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama pihak-pihak terkait, termasuk Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang dan kontraktor pelaksana proyek, PT WIKON.
“Insiden ini tidak bisa dianggap sekadar kecelakaan kerja. Ini bentuk nyata kelalaian dalam melindungi hak-hak pekerja. Perlu ada keseriusan dalam mengevaluasi pelaksanaan prinsip safety first di lapangan,” tambah Rafly.
Hingga rilis ini disampaikan, belum ada pernyataan resmi dari PT WIKON terkait insiden tersebut maupun tanggapan atas kritik yang diarahkan terhadap lemahnya pengawasan K3 di proyek mereka. HMI Badko Sulsel menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas sebagai langkah awal mencegah terulangnya tragedi serupa di masa mendatang.